Latest News

Friday, 5 August 2022

Selepas Sholat Jum’at di Masjid Istiqlal, H.E. Sheikh Al Mahfoudh Bin Bayyah

Selepas Sholat Jum’at di Masjid Istiqlal, H.E. Sheikh Al Mahfoudh Bin Bayyah - Secretary General of Abu Dhabi Forum for Promoting Peace didampingi H.E. Abdulla Salem AlDhaheri - Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Republik Indonesia bersama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. - Imam Besar Masjid Istiqlal dan jajaran Badan Pengelola Masjid Istiqlal berkunjung ke Gereja Katedral Jakarta pada  tanggal 29 Juli 2022. 

Dalam kunjungan singkat ini, H.E. Sheikh Al Mahfoudh Bin Bayyah sangat tertarik dengan keagungan Gereja Katedral yang telah berusia 121 tahun, dan sempat menyalakan lilin di patung Pieta karya besar Michaelangelo yang merupakan replika Pieta yang berada di Basilika St. Petrus - Vatikan.


https://draft.blogger.com/blog/post/edit/9137296209726924680/4812180866481496970


Monday, 23 May 2022

Wejangan Yesus Kepada Murid2Nya Saat Perjamuan Malam Terakhir Bersama Dengan Mereka.

Wejangan Yesus Kepada Murid2Nya Saat Perjamuan 
Hari ini kita merayakan Hari Minggu Paskah ke-6. Injil yang kita dengarkan dalam Perayaan Ekaristi hari ini (Yoh 14:23-29) merupakan bagian akhir dari wejangan Yesus yang diberikannya kepada para murid-Nya saat perjamuan malam terakhir bersama dengan mereka. Apa maknanya bagi kehidupan kita saat ini, marilah kira renungkan bersama dengan memper-hatikan beberapa catatan ini. 

Pertama, wejangan ini merupakan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan oleh seorang murid, Yudas (bukan Yudas yang telah meninggalkan mereka untuk mengkhianati Yesus). Ia menanyakan mengapa Yesus membedakan antara “para murid” dengan “dunia” (ay. 22). Mengapa Ia hanya mau menyatakan diri-Nya kepada para murid-Nya? Dalam Injil Yohanes kata “dunia” berarti tempat kekuatan-kekuatan yang mau melawan Yang Ilahi.

Kedua, pertanyaan itu dijawab oleh Yesus dalam ay. 23-24a dengan sebuah pernyataan bahwa Alah Bapa dan Yesus akan tinggal bersama dengan orang yang mengasihi Dia dengan menuruti firman-Nya. “Tinggal bersama” berarti “mengasihi,” “berkenan.” 

Ketiga, yang dimaksudkan dengan “firman-Ku” adalah perintah baru untuk saling mengasihi (Yoh 13:34-45; lihat bacaan Injil hari Minggu yang lalu berserta dengan ulasannya). Perintah ini bukan berasal dari Yesus melain-kan dari Allah Bapa sendiri (Yoh 14:24b). Firman tersebut diwariskan oleh Yesus untuk menghadirkan Allah Bapa di antara para murid, sekaligus sebagai kekuatan untuk melawan kekuasan dan kekuatan kejahatan (“dunia”) yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat, firman (perintah baru) tersebut akan dapat dihidupi, dapat diwujudkan oleh para murid berkat kehadiran “Penghibur/Penolong” (Roh Kudus), yang akan diutus oleh Allah Bapa dalam nama-Nya (ay. 26a). Ia akan mengajarkan (segala sesuatu yang belum sempat diajarkan oleh Yesus) dan mengingatkan segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Yesus (ay. 26b).
Kelima, “Penolong” (Yunani: Parakleetos – “para”, artinya dekat; “kleetos” artinya yang dimintai bantuan dalam keadaan mendesak). Dia adalah Roh Tuhan yang menolong kita, yang selalu bisa dimintai tolong dalam keadaan kepepet. “Penolong” itu selalu memperhatikan gerak gerik kita tanpa selalu kita sadari. Bila Ia mendapati diri kita sedang membutuhkan bantuan, Ia akan datang sebelum kita sempat memanggil-Nya, karena Yesus sendirilah yang sudah meminta-Nya. 

Keenam, kehadiran “Penolong” itu ada bersama dengan murid-murid Yesus, di tengah-tengah kita. Yohanes penginjil tidak mengatakan bahwa “Penolong” itu hadir di dalam diri masing-masing dari mereka, meskipun dampak kehadiran-Nya akan dirasakan oleh masing-masing orang. Kehadiran-Nya bukan “monopoli” orang yang lebih murah hati, yang lebih mampu berbuat baik, yang lebih spiritual daripada yang lain. “Penolong” hadir di tengah-tengah umat, ada bersama mereka, menghidupkan mereka. 

Ketujuh, dengan menekankan segi ini (catatan keenam), Yohanes penginjil ingin menunjukkan bahwa “Penolong”, Roh Allah, itu tidaklah dapat dikuasai dan dikendalikan oleh ambisi-ambisi perorangan atau dibangga-banggakan sebagai bahan kesaksian sekalipun.

Kedelapan, pada akhir Yoh 14:31 (yang tidak dibacakan pada hari ini) Yesus mengatakan: “…. bangunlah, mari kita pergi dari sini.” Dengan frase ini ingin dikatakan bahwa pertemuan dalam perjamuan malam terakhir itu telah selesai. Yesus dan murid-murid-Nya segera memasuki tahapan lain. Akan tetapi, Yohanes masih menuliskan tiga bab lagi, yakni Yoh 15, 16 dan 17, sebelum ia mulai menceritakan penangkapan Yesus dan kisah sengsara-Nya.

Kesembilan, ada kaitan erat antara hal-hal yang telah diutarakan dalam perjamuan terakhir (Yoh 13-14) dengan beberapa pokok yang digarisbawahi dalam Yoh 15-17. Ada empat pokok yang perlu kita perhatikan, yang memberi arah rohani bagi semua pembicaraan dalam perjamuan terakhir.
Pertama, kita (sebagai ranting) hanya akan dapat hidup dan menghasilkan buah kebaikan bila tetap tersambung dengan Yesus (sebagai pokok anggur yang benar – Yoh 15:1-8). Hal ini merupakan penjelasan dari kata “percaya kepada-Nya” yang telah diutarakan dalam Yoh 14:1-14. 
Kedua, untuk dapat tetap “tersambung dengan pokok anggur” dapat diwujudkan bila para murid/kita “saling mengasihi” (Yoh 15:9-17), sebuah warisan rohani yang paling berharga yang telah diberikan oleh Yesus kepada para murid-Nya/kita (Yoh 13:34-35). “Saling mengasihi” adalah cara terbaik untuk menghadapi kekuatan-kekuatan jahat dari dunia ini; sekaligus merupakan cara terbaik untuk mempersaksikan kebenaran ajaran Yesus (Yoh 15:18-26).
Ketiga, “Penolong” betul-betul akan datang untuk menguatkan para murid, kita semua (Yoh 16:1-15), khususnya bila orang merasa ditinggalkan sendirian (Yoh 16:16-33). Hal itu diutarakan dalam perjamuan terakhir yang dibacakan hari ini (Yoh 14:26b).

Keempat, Yesus berdoa agar Bapa-Nya tetap melindungi murid-murid-Nya (Yoh 17). Mereka ini, seperti halnya Yesus, adalah orang-orang yang diutus mewartakan kehadiran Yang Ilahi di dunia yang dikungkung kekuatan-kekuatan jahat.


Kesepuluh, Yesus juga meninggalkan “damai sejahtera” bagi para murid-Nya (ay. 27). “Damai sejahtera” adalah ungkapan salam yang lazim digunakan oleh orang-orang Yahudi untuk memberikan salam kepada orang lain. “Damai sejahtera” berarti keutuhan badan, kebahagiaan sempurna, dan kemerdekaan yang akan diberikan oleh Mesias. Itu semua akan diberikan oleh Yesus kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. 


Seperti halnya Yesus dan para murid-Nya, kita pun diutus untuk mengha-dirkan Allah di tengah-tengah kehidupan kita. Perutusan itu dapat kita laksanakan dengan mentaati perintah Allah Bapa yang disampaikannya melalui Yesus, yakni “saling mengasihi” dalam konteks kehidupaan kita masing-masing. Kendati tidak mudah, hal itu dapat kita laksanakan karena Allah mengutus Roh-Nya sebagai “Penolong” bagi kita.
Teriring salam dan doa, Rm. Madya, S.J.

Thursday, 7 April 2022

Perjalanan Iman Umat Kristiani - Bahan Renungan Minggu Palma 2022

Perjalanan Iman Umat Kristiani 
- Bahan Renungan Minggu Palma 2022 -

*Pekan Suci* dalam tradisi Katolik adalah masa selama satu minggu sebelum hari Raya Paskah.

*Pekan suci dimulai pada hari*
*Minggu Palma* dan diikuti dengan perayaan 
*Tri Hari Suci* yang meliputi :
*Kamis Putih*, 
*Jumat Agung*, dan 
*Paskah*.

*Periode selama Pekan Suci* menjadi waktu khusus bagi Umat Katolik untuk mengenang dan menghayati karya penebusan melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan Kristus.

*Pada hari Minggu Palma*, umat Kristen merayakan prosesi perarakan *Yesus ke Yerusalem*.
Menurut Injil, pada saat itu orang-orang Yerusalem menyambut kedatangan Yesus dengan berdiri di sepanjang jalan sambil memegang dan mengangkat cabang pohon dan daun palma.
Yesus memasuki kota Yerusalem dengan menunggang seekor keledai.
Pada tradisi perayaan Minggu Palma, umat Katolik juga akan membawa daun palma ke Gereja untuk mengenang suka cita ketika Yesus memasuki Yerusalem. Daun-daun palma ini kemudian diberkati dengan air suci oleh Imam.

*Kamis Putih*
Kamis Putih adalah hari untuk memperingati Perjamuan Terakhir Yesus dengan kedua belas murid-Nya pada malam sebelum kematian-Nya.
Selama perjamuan, Yesus memecahkan roti dan membagikan roti dan anggur kepada murid-murid-Nya.
Pada misa Kamis Putih juga terdapat upacara pembasuhan kaki.
Imam akan membasuh kaki 12 orang umat sebagai lambang bahwa Yesus datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dengan penuh cinta kasih.

*Jumat Agung*
Dalam misa Jumat Agung, umat akan mendengarkan kisah sengsara Yesus Kristus dan diajak untuk merenungkannya.
Pada hari ini juga orang Kristen akan berpuasa dan berpantang.

*Paskah*
Malam Paskah atau Sabtu Suci
Paskah adalah hari raya umat Kristen yang paling penting. Hari ini dikenang sebagai puncak Karya Keselamatan di mana Yesus bangkir dari antara orang mati dan mengalahkan kuasa maut.
Paskah melambangkan pengampunan, kelahiran kembali, dan kekuasaan yang menyelamatkan.

==========================================
*Bahan Renungan Minggu Palma*
*Perjalan Iman Umat Kristiani Di Dunia*

*Rencana untuk membunuh Yesus* [Lk 22:1-2]
(Mat. 26:1-5; Mrk. 14:1-2; Yoh. 11:45-53)

*Yudas mengkhianati Yesus* [Lk 22:3-6]
(Mat. 26:14-16; Mrk. 14:10-11)

*Persiapan Untuk Makan Paskah* [Lk 22: 7-13]
(Mat. 26:17-19; Mrk. 14:12-16)

*Penetapan Perjamuan Malam* [Lk 22:14-23]
(Mat. 26:20-29; Mrk. 14:17-25; Yoh. 13:21-30; 1Kor. 11:23-25)
14 Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasul-Nya. 15 Kata-Nya kepada mereka: “Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. 16 Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah.” 17 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: “Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. 18 Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.” 19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” 20 * Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.
21 * Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini. 22 Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!” 23 Lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian.

*Percakapan waktu Perjamuan Malam* [Lk 22: 24-38]
(Mat. 26:31-35; Mrk. 14:27-31; Yoh. 13:36-38)

*Di taman Getsemani* [Lk 22:39-46]
(Mat. 26:36-46; Mrk. 14:32-42)

*Yesus ditangkap* [Lk 22:47-53]
(Mat. 26:47-56; Mrk. 14:43-50; Yoh. 18:1-11)

*Petrus menyangkal Yesus* [Lk 22:54-62]
(Mat. 26:57-58, 69-75; Mrk. 14:53-54, 66-72; Yoh. 18:12-18, 25-27)

*Yesus di hadapan Mahkamah Agama* [Lk 22:63-71]
(Mat. 26:63-68; Mrk. 14:60-65; Yoh. 18:19-24)

*Yesus di hadapan Pilatus* [Lk 23: 1-7]
(Mat. 27:1-2, 11-14; Mrk. 15:1-5; Yoh. 18:28-38)

*Yesus di hadapan Herodes* [Lk 23:8-23]

*Yesus kembali di hadapan Pilatus* [Lk 23: 13-25]
(Mat. 27:15-26; Mrk. 15:6-15; Yoh. 18:38–19:16)

*Yesus dibawa untuk disalibkan* [Lk 23: 26-32]

*Yesus disalibkan* [Lk 23: 33-43]
(Mat. 27:33-44; Mrk. 15:22-32; Yoh. 19:17-24)
33 Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. 34 * Yesus berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. 35 Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah.” 36 Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya 37 dan berkata: “Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” 38 Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: “Inilah raja orang Yahudi”.
39 Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” 40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? 41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” 42 Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” 43 Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

*Yesus mati* [Lk 23: 44-49]
(Mat. 27:45-46; Mrk. 15:33-41; Yoh. 19:28-30)

*Yesus dikuburkan* [Lk 23: 50-56a]
(Mat. 27:57-61; Mrk. 15:42-47; Yoh. 19:38-42)

*Kebangkitan Yesus* [Lk 23: 56b-Lk 24:12]
(Mat. 28:1-10; Mrk. 16:1-8; Yoh. 20:1-10)
56b * Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat,    
Lk 24:1 tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. 2 Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, 3 dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. 4 Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan. 5 Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? 6 * Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, 7 yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga.” 8 Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu. 9 Dan setelah mereka kembali dari kubur, mereka menceriterakan semuanya itu kepada kesebelas murid dan kepada semua saudara yang lain. 10 Perempuan-perempuan itu ialah Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus. Dan perempuan-perempuan lain juga yang bersama-sama dengan mereka memberitahukannya kepada rasul-rasul. 11 Tetapi bagi mereka perkataan-perkataan itu seakan-akan omong kosong dan mereka tidak percaya kepada perempuan-perempuan itu.
12 Sungguhpun demikian Petrus bangun, lalu cepat-cepat pergi ke kubur itu. Ketika ia menjenguk ke dalam, ia melihat hanya kain kapan saja. Lalu ia pergi, dan ia bertanya dalam hatinya apa yang kiranya telah terjadi.

[*pilariman.yahoonta.com*]



Bahan Renungan 1 :
=============
Minggu Palma sudah di depan Mata. Sebentar lagi kita akan mengenangkan Yesus yang pergi dan memasuki kota Yerusalem.

Dia pergi ke sana untuk menyelesaikan tugas perutusanNya sebagai yang dijanjikan untuk menebus dosa umat manusia.

Jika ditelisik lebih jauh, mengapa Yesus disoraki saat memasuki kota Yerusalem.

Dia disambut seperti raja dan Dialah Raja yang mengatasi segala raja dan Namanya adalah kudus.

Yesus berjalan menuju kota tersebut bagaikan perjalanan yang panjang menuju mezbah untuk dikorbankan.

Seperti Abraham mengiringi anaknya Ishak menuju gunung untuk dikorbankan bagi Allah.

Begitupun dengan Yesus yang berjalan menuju Yerusalem. Dia menunggangi Seekor keledai yang belum pernah ditunggangi oleh siapapun.

Dia memiliki kuasa atas dunia, namun di dalam kesederhanaanNya Dia datang bagi manusia yang hatinya penuh dosa dan kecongkakan.

Dia datang sebagai kurban untuk mendamaikan manusia dengan Allah.

Teriakan teriakan hosana tersebut melambangkan sukacita yang penuh di dalam hati mereka.

Sukacita yang besar sebab yang dikorbankan sudah dekat dan sudah ada di tengah-tengah mereka.

Sebentar lagi keselamatan akan datang dan tabir maut akan di patahkan oleh Dia yang nantinya akan bangkit kembali dari kematianNya.

Yesus kini berjalan menemukan mezbah yang sudah Allah tentukan untuk membaringkan tubuhNya yang kudus di mezbah yang penuh denga dosa manusia.

DarahNya akan melumuri mezbah tersebut dan oleh DarahNya itu mezbah tersebut di kuduskan.

Dia rela menanggung beban umat manusia demi keselamatan jiwa manusia dan kehidupan yang kekal abadi bersama Bapa di dalam kerajaan Surga.

Minggu palma membawa kita kepada sebuah permenungan yang panjang bahwa Allah berkarya bagi kita.

Janji dan firmanNya tidak pernah tidak terjadi. Kini semuanya akan di genapi oleh Dia yang di sebut Kristus.



Bahan Renungan 2 :
==============

Hari ini Minggu Palma 10 April 2022

Ada apa pada hari Minggu Palma? Inilah awal Pekan Suci. Pekan Suci sendiri adalah pekan di mana kita seharusnya tidak melupakan Tuhan. Ia telah menyerahkan nyawa-Nya bagi kita agar kita dapat hidup kekal.

Kita patut melalui pekan ini sebagai pekan yang lain daripada yang lainnya, sebagai pekan yang sungguh-sungguh suci. Secara khusus pada Minggu palma, inilah pengenangan iman ketika Yesus memasuki kota Yerusalem dengan jaya.

Sesaat sebelum peristiwa penangkapan dan penyaliban-Nya, Yesus makan bersama dengan para murid-Nya. Tentu saja, acara utama pertemuan itu bukan untuk makan semata.

Ia menggunakan perjamuan makan Paskah terakhir untuk menyampaikan aat-saat penderitaan-Nya sebagai Anak Manusia akan segera tiba. Pada peristiwa ini, Yesus berpesan agar perjamuan Paskah terus dilakukan untuk memperingati penderitaan-Nya.

Roti melambangkan tubuh Kristus dan anggur adalah darah-Nya yang tertumpah bagi isi dunia. Inilah yang kita imani sebagai seorang Kristiani akan karya keselamatan Allah dalam korban Yesus di salib karena cinta-Nya kepada dunia.

“Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: “Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang.”

Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.”

Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.”

Kisah sengsara dan wafat Yesus yang disampaikan oleh Lukas dalam Injilnya sangat khas. Lukas adalah salah seorang murid Yesus yang menyampaikan hasil perenungan perjalanan terakhir hidup Yesus. Setidaknya ada beberapa hal yang hanya di catat oleh Lukas:

  • Lukas 23:34 Yesus berseru “Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”. Kalimat ini adalah ringkasan tema doa dan pengampunan yang diajarkan Yesus kepada para murid-Nya.
  • Lukas 23:43: “Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”. Kalimat ini menjadi ringkasan tema tentang kekinian keselamatan yang menjadi tekanan khas Lukas (bdk.2:11; 4:21; 5:26; 19:9).
  • Lukas 23:46: “Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku” merupakan ringkasan pewartaan Lukas tentang Yesus sebagai Anak Allah yang menerima penderitaan dan wafat-Nya secara mulia.

Kisah Sengasara Yesus dalam Injil Lukas sepertinya hendak menampilkan sisi positif dari peristiwa keselamatan itu. Dalam kisah Matius dan Markus, orang Yahudi semuanya membenci Yesus. Tetapi dalam injil Lukas, orang-banyak mengikuti Yesus ke tempat penyaliban (23:27) tanpa mengolok Dia. Mereka kembali sambil memukul-mukul diri sebagai tanda penyesalan (23:48).

Putri-putri Yerusalem meratapi Yesus. Lukas juga tidak berbicara tentang tirai Bait Allah yang tercarik menjadi dua bagian, karena injil ini melihat Yerusalem dan Bait Allah secara positip.

Karya keselamatan Allah melalui Yesus Kristus senantiasa kita imani dan kita hadirkan kembali dalam perayaan Ekaristi. Ekaristi dipandang sebagai “sumber dan puncak” kehidupan Kristiani, tindakan pengudusan yang paling istimewa oleh Allah terhadap umat beriman dan tindakan penyembahan yang paling istimewa oleh umat beriman terhadap Allah, serta sebagai suatu titik dimana umat beriman terhubung dengan liturgi di surga.

Dengan merayakan Ekaristi, umat beriman mengenangkan Misteri Penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus, dan sekaligus melaksanakan amanat Yesus, “Lakukanlah ini sebagai kenangan akan aku.”

Jika Ekaristi begitu penting, mengapa terkadang kita masih malas untuk merayakannya? Dari sini kita dapat memahami bahwa yang menjadikan seorang sulit menjadi orang Katolik yang baik dan setia bukan soal intelektual tetapi tuntutan moral yang disampaikan oleh Yesus sendiri.

Mari kita ukur, sampai dimana ketaatan dan kesetiaan kita pada Yesus yang telah menyerahkan semuanya karena cintaNya pada dunia.

Yesus mengorbankan nyawa-Nya dengan cara yang sangat rendah adalah demi menebus dosa-dosa manusia. Yesus melakukan pengorbanan total itu karena taat dan setia kepada Bapa-Nya.

https://www.renunganhariankatolik.id/

*PILARIMAN.Yahoonta.com*