Latest News

Showing posts with label 23-Dunia dan Alkitab. Show all posts
Showing posts with label 23-Dunia dan Alkitab. Show all posts

Monday, 6 May 2019

23-Sedjarah Dunia Didjaman Perdjandjian Baru


Indjil karangan Lukas (Luk 1:5; 2:1; 3:1-2) menempatkan peristiwa jang ditjeritakannja dalam rangka sedjarah profan. Ini bukan serba kebetulan atau oleh karena sedjarawan Lukas gemar akan sedjarah. Tjatatan Lukas sedemikian ada maknanja jang chas. Artinja ialah: Jesus dari Nasaret, jang riwajatNja dikisahkan bukanlah tokoh "mitologis" dari djaman pra-sedjarah dan karenanja kurang riil. Jesus itu adalah tokoh yang sangat riil, jang hidup ditempat tertentu dan diwaktu tertentu jang belum lama berselang. Sedjarah penjelamatan jang memuntjak dalam diri manusia Jesus itu tidak berlangsung diluar dunia ini, melainkan didalamnja dan amat erat hubungannja dengan hal-ihwal umat manusia. Seluruh gerakan keristen mendapat tjorak historis, oleh karena pendirinja adalah seorang tokoh dalam sedjarah. Dalam "Credo" kita masih mengakui: "Jang menderita sengsara diwaktu pemerintahan Pontius Pilatus". Dengan demikian dinjatakan bahwa tjorak historis itu sungguh sifat hakiki. Karena itu baiklah disadjikan rangka sedjarah profan jang bersangkutan dengan Perdjandjian Baru. Perlu djuga rangka ini dihubungkan dengan KRONOLOGI PERDJANDJIAN BARU.
Didjaman Kristus daerah Palestina sudah lama dibawah kekuasaan Roma. Konsul Romawi P o m p e u s menaklukkan dalam tahun 64 seb. Mas. daerah Siriah. Di Palestina keturunan para Makabe (Hasmonaioi), jaitu Aristibulos II (radja dan imamagung tahun 67-63 seb. Mas.) dan Hyrkanos II (110-30: imamagung dan radja tahun 67) berebut tachta dan kekuasaan. Maka Pompeus turun tangan dan menduduki Jerusjalem dalam tahun 63 seb. Mas. Ia mengangkat Hyrkanos mendjadi imamagung, sedangkan Aristibulos serta anaknja Antigones dibawa ke Roma. Hyrkanos ternjata seseorang jang tidak mampu dan karenanja diturunkan.

Di Roma JULIUS CAESAR mendjadi berkuasa (sekitar tahun 49 seb. Mas.) dan dalam tahun 48 seb. Mas. Pompeus dikalahkan olehnja. Maka Caesar berkuasa ditimur djuga, termasuk Palestina. Ia mengangkat kembali Hyrkanos mendjadi penguasa (ethnarchos=gubernur otonom tapi tanpa gelar "radja") di Palestina (tahun 47-41 seb. Mas.). Oleh karena Hyrkanos orang jang tak mampu, maka jang sesungguhnja berkuasa ialah menterinja Antipater serta kedua anaknja Herodes dan Phasael. Herodes mendjadi panglima di Galilea dan Phasael gubernur Jerusjalem.
Setelah Caesar terbunuh (tahun 44 seb. Mas.) ANTONIUS (serta kekasihnja Cleopatra VII Thea Philopater, ratu Mesir tahun 47-30) dan OCTAVIANUS merebut kekuasaan. Untuk sementara waktu Antonius berkuasa di timur. Anak Aristibulos II, jaitu ANTIGONES, mendjadi radja dan imamagung (th. 40-37 seb. Mas.) Herodes melarikan diri ke Roma, sedangkan Hyrkanos dipotong kuping-kupingnja, sehingga tidak dapat lagi mendjadi imamagung. Di Roma Herodes mendapat dukungan dari pihak Senat Roma jang mengangkat dia sebagai radja (nominal) atas Palestina (tahun 40 seb. Mas.). Herodes mulai bekerdja untuk menjingkirkan Antigones di Palestina. Dalam tahun 37 seb. Mas. ia merebut Jerusjalem berkat dukungan dari pihak gubernur Romawi di Siriah, jaitu Sosius (tahun 38-37 seb. Mas.)

Maka Herodes mendjadi radja efektip. Herodes ini ialah HERODES AGUNG tahun 37-4 seb. Mas.). Dia itulah jang memainkan peranannja dalam kisah masa muda Jesus (Mat 2:1Luk 1:5). Dalam politiknja Herodes selalu bersahabat dengan Roma, satu-satunja jang sungguh berkuasa. Disana Octavianus berhasil mengalahkan Antonius dan Cleopatra dalam pertempuran (laut) di Actium. Antonius dan Cleopatra membunuh diri. Maka Octanianus mendjadi kaisar untuk seumur hidup dan selandjutnja bernama OCTAVIANUS CAESAR AUGUSTUS (tahun 29 seb. Mas.-14 Mas.). Dengan Augustus ini Lukas menghubungkan kelahiran Kristus (Luk 2:1).

Herodes adalah radja otonom, tetapi dibawah pengawasan Roma, jaitu utusan Roma di Siriah jang semendjak tahun 29 seb. Mas. mendjadi propinsi Romawi. Herodes ternjata "radja sekutu" jang setiawan. Karenanja daerahnja diperluas, sehingga disamping Judea dan Samaria ia mendapat djuga daerah Trachonitides, Batanea, Auranitides dan Panean (Paneion) atau Iturea. Dengan demikian keradjaannja sama luasnja dengan keradjaan Israil dimasa djajanja, jaitu dimasa Dawud dan Sulaiman. Herodes bukan berbangsa Jahudi, melainkan berbangsa Idumea berkat ajahnja Antipater, orang Idumea. Herodes Agung adalah seorang tokoh jang serba komplek. Sebagai negarawan ia ternjata tjerdik sekali, dan pembangun jang ulung (a. l. ia mulai dalam tahun 20-19 seb. Mas. dengan memperbaiki dan memperluas Bait Allah untuk menjenangkan bawahannja jang tidak suka akan orang asing itu; ia membangun djuga tembok baru disekeliling Jerusjalem, benteng Antonia dan istana radja). Dari lain pihak ia adalah seseorang jang tidak tahu mengendalikan dirinja. Ia mengawini sepuluh istri (seringkali djuga karena alasan politik) dan mempunjai watak tjuriga dan ganas. Tanpa kenal ampun ia menumpas segala lawannja atau jang mungkin mendjadi lawannja. Hampir segala keturunan para Makabe ditumpas olehnja, a. l. isteri pilihannja Mariamme I serta tiga anaknja (Aristibulos, Alexander Antipater). Pada achir pemerintahan Herodes Agung Jesus dari Nasaret lahir, sekitar tahun 7-6 seb. Mas.

Herodes meninggal dunia dalam tahun 4 seb. Mas. setelah menundjuk tiga dari anaknja sebagai pengganti, jakni Archelaos, Herodes Antipas, dan Herodes Filippus. Pemberontakan jang petjah setelah Herodes meninggal ditumpas oleh Archelaos (lk. 3000 orang terbunuh). Peraturan penggantian jang ditetapkan oleh Herodes disetujui oleh Roma (Octavianus Augustus). Orang-orang Jahudi masih berusaha mengubah aturan itu dengan mengutus utusan ke Roma, jang meminta supaja Palestina langsung diurus oleh Roma sendiri dengan utusannja di Siriah. Tapi usaha itu gagal. Sementara Archelaos di Roma petjahlah pemberontakan lain lagi. Alasannja ialah: Utusan Augustus pribadi di Siriah Sabinus jang datang memeriksa kekajaan keradjaan Herodes (bdk. Kis 5:37). Maka keradjaan Herodes dibagi mendjadi tiga bagian otonom, tetapi tanpa gelar "radja". Archelaos mendjadi penguasa (ethnarchos) di Judea dan Samaria, Herodes Antipas didjadikan penguasa (tetrachos=penguasa daerah jang terlalu ketjil untuk mendapat seorang radja) didaerah Galilea dan Perea, sedangkan Herodes Pilippus diangkat mendjadi penguasa (tetrarchos) daerah Gaulanitides, Batanea, Trachonitides, Auranitides dan Panean (Iturea)(bdk. Luk 3:1).

ARCHELAOS (tahun 4 seb. Mas.-6(?) Mas.) ternjata orang jang tidak patut dipudji. Ia mulai dengan menurunkan imam agung Jo'azar dan Ele'azar, mengawini iparnja Glaphyra berlawanan denga taurat Jahudi dan pada umumnja mengganas sedemikian rupa, sehingga achirnja dituduh di Roma, diturunkan dan dibuang ke Prantjis (tahun 6?). Maka kenalah apa jang dikatakan Mateus (Mat 2:22) tentang ketakutan Josep waktu kembali dari Mesir. Setelah Archelaos dibuang daerahnja mendjadi propinsi Romawi sadja dengan ibukotanja Seserea. Demikian Judea dan Samaria mendjadi propinsi Romawi (tahun 6-41 Mas.) jang langsung diperintah oleh seorang gubernur Roma (jang pertama: Coponius (tahun 6-8).
HERODES FILIPPUS II (tahun 4-34 Mas.)(bdk. Luk 3:1) lebih berhasil mempertahankan diri. Ia mempunyai watak lunak dan mendjadi tjukup populer. Ia membangun sebuah kota jang diberinja nama "Seserea Filippi" (Mar 8:27) dan membangun kembali Bethsaida dengan nama "Julia". Ia kawin dengan Salome, puteri Herodiades, tetapi tidak mendapat anak. Setelah meninggal daerahnja digabung dengan Syriah oleh Kaisar Tiberius.

HERODES ANTIPAS (tahun 22-40 Mas.) jang oleh rakjat diberi gelar "radja" (bdk. Luk 3:1Mar 6:14) nampaknja orang Jahudi jang bersemangat (bdk. Luk 23:7). Karena membela rakjatnja terhadap wali negeri Pontius Pilatus di Judea, maka kedua tokoh itu bermusuhan sedikit (Luk 23:12). Iapun membangun beberapa kota baru pula, a. l. Tiberias dipantai tasik Genesaret di Galilea. Maka tasik itu selandjutnja djuga disebut "Tasik Tiberias" (bdk. Joh 21:1). Ia dahulu kawin dengan putri Aretas IV, radja daerah Nabatea di Arabia, tapi kemudian bertjerai untuk menikah isteri saudaranja Herodes Filippus I (jang tidak mendjadi radja tapi sebagai preman menetap di Roma), jang bernama Herodiades. Peristiwa ini mendjadi alasan Johanes Baptis ditahan dan kemudian dibunuh (Mar 6:17-29), tetapi hanja atas desakan Herodes. Herodes sendiri merasa sedikit takut (tachajul) terhadap Johanes (Mar 16:20). Flavius Josefus memberitahukan, bahwa Johanes ditangkap oleh karena Herodes takut-takut kalau-kalau gerakan jang dilepaskan Johanes akan mengakibatkan hal-hal jang tidak diinginkan. Herodes djuga sedikit chawatir karena gerakan jang ditimbulkan Jesus (Mar 16:14-16) dan kiranja bermaksud menangkap Jesus djuga (bdk. Luk 13:31). Achirnja ia bertemu dengan Jesus djuga, waktu Jesus dikirim kepadanja oleh Pontius Pilatus (Luk 23:6-12). Dalam tahun 36 Herodes kalah terhadap radja Aretas, jang membalas dendam karena puterinja ditjeraikan Herodes. Akibat persekongkolan dari pihak Herodes Agrippa I Herodes Antipas achirnja dibuang oleh Roma ke Lyon (Perantjis)(tahun 39 Mas.).

Dalam pada itu di Roma sudah terdjadi penggantian tachta. Octavianus Caesar Augustus mangkat dan penggantinja ialah TIBERIUS JULIUS CAESAR (tahun 14-17 Mas.)(bdk. Luk 3:1). Tiberius mengangkat sebagai "Procurator" atau wali negeri di Judea dan Samaria Pontius Pilatus (th. 26-36 Mas) sebagai pengganti Valerius Gratus (th. 15-26 Mas.). Gubernur ini berkedudukan di Sesarea, ibu kota daerahnja, tetapi kalau di Jerusjalem ada perajaan, chususnja perajaan Paskah, ia pergi kesana. Sebagai gubernur Judea dan Samaria Pontius Pilatus ada dibawah pengawasan utusan Romawi di Siriah. Watak Pontius Pilatus kurang menjenangkan, mudah disuap dan bentji kepada orang Jahudi. Sedapat mungkin ia melukai perasaan bawahannja, terutama perasaan keagamaannja. Antara lain ia pernah dimalam hari membawa masuk ke Jerusjalem tentara dengan pandji-pandjinja jang bergambar Kaisar Roma. Tetapi orang Jahudi tidak mengizinkan gambar-gambar machluk jang hidup, apalagi gambar Kaisar jang didewakan. Orang-orang Jahudi mendesak, supaja gambar-gambar itu diambil dari kota sutji, tetapi hanja dengan susah pajah usahanja berhasil. Lain kali Pilatus merentjanakan membangun saluran air dengan chazanah Bait Allah. Protes Jahudi dibalas dengan pembunuhan. Sekali lagi ia menjakiti hati orang Jahudi dengan menggantungkan perisai-perisai emas dengan nama Kaisar di istananja di Jerusalem. Protes Jahudi tidak dihiraukan, sampai Kaisar Tiberius sendiri menjuruh ambil semua. Indjil (Luk 13:1) masih memberitahukan, bahwa Pilatus membunuh beberapa orang sedang mereka mempersembahkan kurban, entah karena apa. Nama Pontius Pilatus terutama diabadikan karena proses jang diadakannja terhadap Jesus dan jang berachir dengan hukuman mati. Dalam tahun 35 orang-orang Samaria berhimpun di gunung Garizim. Pilatus jang chawatir kalau-kalau akan terdjadi pemberontakan mengirim tentara jang membunuh beberapa orang. Orang-orang Samaria jang selalu setia kepada Roma memprotes pada utusan Romawi di Siriah Vitellius (tahun 35-39 Mas.). Protes ini diterima. Vitellius sendiri datang ke Jerusjalem untuk membereskan perkara dengan Pontius Pilatus itu dan menurunkan imamagung Kaifas jang diganti dengan Jonatan bin Annas. Pilatus sendiri diskors dan disuruh pergi ke Roma untuk bertanggungdjawab. Nasibnja selandjutnja tidak diketahui dengan pasti, tetapi mungkin sekali ia dibunuh atau membunuh diri.

Di Roma CALIGULA (tahun 37-41 Mas.) mendjadi kaisar akan ganti Tiberius. Caligula bersahabat dengan Herodes Agrippa I, anak tjutju Herodes Agung jang telah mendukung Caligula. Segera HERODES AGRIPPA I (tahun 37-44 Mas.) diangkat mendjadi radja daerah Herodes Filippus (setelah dilepaskan dari daerah Siriah) dan Abilene (daerah Lysanias). Kemudian (tahun 39) ia mendapat djuga (dari kaisar Caligula) daerah Herodes Antipas (Judea, Samaria) dan dalam tahun 41 Mas. diangkat mendjadi radja daerah itu, jang selandjutnja tidak lagi provinsi Romawi hingga tahun 44. Dengan demikian Herodes Antipas menguasai seluruh daerah neneknja Herodes Agung. Herodes inilah jang membunuh rasul Jakobus dan menangkap Petrus (Kis 12:1-19). Herodes Agripa bersama dengan utusan Romawi di Siriah Petronius mentjegah, bahwa patung kaisar ditegakkan dalam Bait Allah, sebagaimana disuruh Caligula dalam tahun 39. Iapun membangun tembok baru dikeliling Jerusjalem, tetapi oleh Kaisar Claudius ia disuruh berhenti dengan itu. Dalam tahun 44 ia setjara mendadak meninggal (bdk. Kis 12;20-23).
Pengganti Caligula ialah CLAUDIUS (tahun 41-54 Mas.). Dalam hal ini Claudius mendapat dukungan kuat dari pihak Herodes Agripa I, jang kebetulan ada di Roma. Sebagai gandjaran ia diberi gelar "radja" atas daerah Judea dan Samaria. Claudius mula-mula bersahabat dengan orang-orang Jahudi, tetapi karena huruhara di Roma jang ditimbulkan orang Jahudi dan orang keristen, maka semua orang Jahudi disuruh mengungsi dari Roma (tahun 49-50 (bdk. Kis 18:2). Setelah Herodes Agrippa meninggal, maka daerah Judea dan Samaria kembali mendjadi propinsi Romawi (tahun 44 Mas.).

HERODES AGRIPPA II anak Herodes Agrippa I, oleh kaisar Claudius diangkat djadi radja daerah ketjil Chalcis (tahun 48). Dalam tahun 49 ia didjadikan "pengawas Bait Allah" di Jerusjalem dan berwenang mengangkat dan menurunkan imamagung. Herodes asjik menggunakan wenangnja itu, sebab antara tahun 59 dan 67 ia mengangkat sampai enam imamagung. Dalam tahun 53 Mas. ia menukar daerahnja Chalcis dengan daerah Herodes Filippus II, jakni Gaulanitides, Trachonitides Batanea, Aurianitides dan Panean (Iturea). Daerah itu dikuasainja dari tahun 53 hingga tahun 93. Dalam tahun 55 daerahnja masih diluaskan oleh kaisar Nero dengan sebagian dari Perea dan Galilea, a.l kota Tiberias. Karena hubungan subangnja dengan adik perempuannja Berenike (bdk. Kis 25:13-26:32) Herodes amat kurang disenangi oleh rakjat Jahudi. Herodes amat lama memerintah dan baru meninggal tahun 93 (?). Dalam pemberontakan Jahudi tahun 70 ia bergabung dengan tentara Romawi untuk mengepung Jerusjalem. Kemudian ia pergi ke Roma bersama dengan Bernike dan disana mendapat suatu pangkat kehormatan. (Pretor).

Dalam tahun 54 Claudius mangkat dan Nero menggantinja (tahun 54-68). Watak Nero terkenal dan tak pernah seorang menduduki tachta keradjaan Roma jang kurang lajak daripada dia. Djuga sedjarawan Romawi sangat tidak memudji Nero. Dalam tahun 64 Roma terbakar dan orang-orang keristen dituduh dan demikian mulailah pengedjaran pertama, meskipun tidak umum djuga tidak sistimatis dilaksanakan. Selama pemerintahan Nero orang-orang Jahudi setjara masal mulai berontak. Sekitar tahun 58 wali negeri Roma Antonius Felix (tahun 52-60 Mas.) (Kis 24) terpaksa turun tangan dan mentjeraikan segerombolan orang Jahudi jang dipimpin oleh seorang nabi palsu (bdk Kis 21:78)dibukit Zaitun. Dalam tahun 66 petjahlah huruhara diantara orang-orang Jahudi di Iskandria, jang ditindas dengan kedjam (ribuan orang terbunuh). Dalam tahun itu djuga ada huruhara di Jerusjalem lagi. Wali negeri Gressius Florus (64-66) menjalibkan beberapa orang. Tetapi hal itu mengakibatkan pemberontakan umum. Tentara Romawi terpaksa melarikan diri dari Jerusjalem. Malahan di Sesarea terdjadi pelbagai insiden berdarah. Gubernur Siriah, Gestius Gallus (tahun 63-66 Mas.) sendiri datang menjerang Jerusjalem, tapi dipukul mundur djuga. Di Jerusjalem terbentuk suatu pemerintah "revolusioner". Kebanjakan anggotanja adalah fanatisi. Kaum terkemuka (dan orang keristen) kebanjakan mengungsi ketempat lebih aman. Situasi mendjadi gawat dan tindakan tegas perlu diambil dengan segera. Maka Nero mengangkat- Vespasianus serta anaknja Titus untuk memimpin operasi militer. Vespasianus tiba di Palestina dalam tahun 67 dengan pasukan sebanjak 60.000 orang. Galilea direbut olehnja. Sisa pemberontak melarikan diri ke Jerusjalem. Bersama dengan orang-orang Idumea mereka merebut kekuasaan disana dibawah pimpinan seorang bernama Johanes dari Giskala. Di Jerusjalem kaum kemuka dilenjapkan, termasuk imam agung Anan. Vespasianus meneruskan operasi militernja, menduduki pantai Judea dan lembah sungai Jarden dan menumpas antara lain djuga djemaah di Qumran. Di Jerusjalem kaum pemberontak dipimpin oleh Johanes tersebut serta Bar-Giora mengorganisir perlawanan panatik. Pemberontak djuga mempertahankan diri di beberapa tempat lain djuga (benteng-benteng Herodion, Masada, Macheronta). Dalam tahun 69 VESPASIANUS dipilih mendjadi kaisar (69-79) dan menjerahkan pengepungan Jerusjalem kepada anaknja Titus. Waktu perajaan Paskah dan waktu kota penuh sesak dengan kaum djiarah pengepungan dimulai dalam tahun 70. Segera kelaparan berketjamuk begitu hebat sehingga orang sampai makan anak-anaknja sendiri. Tanpa kenal ampun Titus meneruskan pengepungan dengan membunuh semua orang jang bisa ditangkap waktu mentjoba melarikan diri. Tembok direbut dan achirnja djuga benteng Antonia. Para panatisi tidak mau menjerah dan sendiri mengganas didalam kota. Peperangan sampai berketjamuk dalam Bait Allah jang langkah demi langkah harus direbut. Tanggal 29 Agustus tahun 70 Masehi Bait Allah terbakar. Kota-atas djatuh dalam bulan September. Dengan demikian perlawanan di Jerusjalem dihantjurkan sudah. Orang-orang Jahudi ditangkap, sebagian besar dibunuh dan jang lain-lain didjual sebagai budak atau dibunuh dalam permainan teater. Tahun 71 Vespasianus dan Titus merajakan kemenangannja di Roma (Gapura Titus dengan gambar barang rampasan dari Jerusjalem masih ada). Dalam tahun berikutnja sisa pemberontak di Herodion dan Macheronta ditumpas oleh Lucilus Bassus (tahun 71-72); Flavius Silva (tahun 73) menumpas Masa-da. Kemudian beberapa orang Jahudi pulang ke Jerusjalem dan sedapat-dapatnja mengurus hidupnja dibawah pengawasan kuat dari pihak tentara Romawi. Para ahli kitab dan ahli taurat (parisi) mulai mengorganisir hidup keagamaan lagi di Jabne-el (Jamnia) dipantai Laut dekat Emaus di Judea.
Vespasianus mendapat sebagai penggantinja anaknja TITUS (tahun 79-81) sebagai Kaisar di Roma. Kemudian DOMITIANUS (TAHUN 81-96) menggantinja. Domitianus mulai dengan pengedjaran sistimatis terhadap orang keristen, jang diteruskan oleh kaisar NERVA (tahun 96-98) dan TRAJANUS (tahun 98-117). Dengan tokoh-tokoh ini serta pengedjaran berachirlah djaman Perjandjian Baru.

Artikel ini diambil dari : 
Judul belum diketahui, tapi kami menyebutnya sebagai buku hijau. 1967. Halaman 53-59.